Tukang Luar Biasa
Menghabiskan waktu di dusun bercengkrama dengan masyarakat memang asik..
Beberapa hari yang lalu aku berbaur dalam satu komunitas tukang (tukang bangunan dan tukang ngerjain proyek termasuk tukang ojek) berdiskusi sembari menikmati gorengan ubi rambat segelas kopi ASLI hasil kebun pembuatnya dan bersumber dari dalam taman nasional..
Dalam gurauan dan tawa ngakak kami para buruh bangunan ini masih sempat juga memikirkan nasib pembangunan daerahnya..
Salah satu tukang (Mang Idi asal Talang Baru) berceloteh.. kita semestinya tidak susah lagi, pelayanan pemerintah sudah semakin dekat..!!
Salah satu temannya bertanya maksudnya apa??..
Maksudnya kita semakin dekat dengan ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten, beda dengan masa dahulu segalanya harus ke Curup, sekarang sudah dekat dengan desa kita, berarti kan semakin baek pelayanan dan pembangunan juga semakin meningkat..
Seorang bapak berjenggot panjang yang jenggot dan rambutnya sudah ubanan, nyelenehhh .. achh walau bagai manapun nasib kita tetap seperti ini,mau dekat mau siapapun pemimpinnya, yang sejahtera ya pemimpin itulah, iya benar jawab para tukang yang lainnya dalam bahasa rejang..
Usut punya usut, ternyata dalam satu tahun terakhir ini kabupaten Lebong bukan saja menelorkan ide kabkon (kabupaten konservasi) tapi juga menjadikan banyak kecamatan baru (awalnya hanya 5 kecamatan) sekarang menjadi 12 Kecamatan. Kec tersebut diantaranya, Kec.Topos, Rimbo Pengadang, Lebong Selatan, Beringin Kuning, Lebong Sakti, Lebong Tengah, Lebong Utara, Pinang Belapis, Uram Jaya, Lebong Atas, Amen dan Padang Bano.
Pemekaran Kecamatan ini tentu saja di ikuti dengan pemekaran administrasi desa/kelurahan.. misalnya dalam kecamatan Topos, desa suka Negeri yang luasnya + hanya 600 ha, tahun kemaren (sekitar 6 bulan yang lalu) dibagi menjadi dua desa, masyarakat pun kembali berlomba untuk memperebutkan jabatan kepala desa baru (Ajai Siang)..
Mungkin maksud dari pemekaran wilayah kecamatan ini untuk memudahkan layanan.. tapi jika kita berada di kabupaten ini dalam dua hari saja maka kita akan ketahui bagai mana pelayanan dan kelayakan dari sebauh kabupaten.
Seorang petani di Rimbo Pengadang yang saya ajak bicara mengatakan..
Pembangunan yang dilakukan selama ini oleh pemerintah kabupaten hanya terpusat di beberapa wilayah saja, khususnya Muara Aman dan ibukota kecamatan dan beberapa desa disekitarnya ibukota kabupaten. hal inilah yang menyebabkan kesenjangan tingkat ekonomi, sosial dan budaya, yang kemudian menjadi penyebab tuntutan masyarakat untuk melakukan perubahan segala bidang guna pemerataan akses dan manfaat pembangunan dan demi terciftanya keadilan untuk rakyat.
Akupun terpanaa cukup lama.. seorang petani tua badan kurus kumis panjang dipinggang tersemat sebuah golok khas petani rejang, mampunyai pemikirian dan analisis tajam seperti ini.. achh alhamdulillah ya Allah akhirnya masyarakat walaupun petani tapi mereka sangat cerdas..
Lalu bagaimana dengan pemekaran kec dan desa yang terjadi dimana2.. khusus di kabupaten Lebong, praktis sekitar 30% luas wilayahnya yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat. sisanya merupakan wilayah hutan konservasi TNKS, Hutan lindung dan Suaka Alam. Nahhh jangankan kita, masyarakatpun sebenarnya sudah tau kalau wilayah konservasi merupakan wilayah yang ngak bisa di cuil-cuil alias ngak boleh di eksploitasi apa lagi di senggol.
Pemekaran wilayah hanya menambah beban masyarakat dan memperluas kerusakan kawasan konservasi.. tuntutan pembangunan yang dipahami oleh masyarakat adalah pembangunan sarana dan prasarana yang nanti akan dilaksanakan maka akan menambah deretan panjang korupsi dan pembalakan hutan…
Melakukan pemekaran kecamatan dimana2 dan pemekaran desa dimana-mana sementara kebutuhan akan lahan semakin meningkat akan berdampak pada gagalnya kabupaten konservasi atau gagalnya upaya penyelamatan sumberdaya alam hayati dan hutan di wilayah ini..
Menurut pak Musa penduduk rimbo pengadang juga, hutan di wilayah ini harus dijaga sebagai penyangga keseimbangan alam !!
Nahhh tumbennya bapak ini bicara alam, ach biasanya juga ASD (asal saya dapat)..
Lalu saya teringat dengan ucapan wok salim ketika kami berdiskusi di warung depan rumahnya di Tapus.. Bapak tua sembari melinting rokok daun dengan tembakau tapus yang khas, dengan tegas sekali berkata (bupati itu bikin kabupaten konservasi, konservasi apa????.. aku sebenarnya setuju saja dengan kabupaten konservasi, tapi bupati perlu memikirkan suatu program pembangunan yang dapat mengakomodir semua kepentingan. dimana kelestarian hutan konservasi tetap terjaga oleh masyarakat, disisi lain masyarakat juga dapat maju secara sosial ekonomi dan sekaligus berfungsi sebagai penjaga wilayah konservasi tersebut. (cacaammmm luar biasa wok salim)
Oke dulu ya ntar kalau lagi enak gulai tak tambah lagi cerita dari sudut dusun dengan geng tukang..
Salam damai sedamai Air Ketahun